Ayam Arab: Panduan Lengkap Mengenai Jenis Unggas Ini

ayam arab

Jenis unggas petelur ini menjadi favorit di kalangan peternak Indonesia karena produktivitasnya yang luar biasa. Dengan kemampuan menghasilkan 250-260 butir telur per tahun, hewan ternak ini menawarkan efisiensi pakan hanya 80-100 gram per hari – jauh lebih hemat dibandingkan jenis lain.

Meski namanya mengandung kata “Arab”, asal usulnya justru dari Eropa. Gallus turcicus merupakan hasil persilangan antara ayam Brakel Kriel Silver dari Belgia dengan varietas lokal Indonesia. Fakta ini sering mengejutkan banyak pemula yang baru mengenal spesies ini.

Dua varian utama yang populer adalah Silver dan Merah. Masing-masing memiliki ciri fisik berbeda namun sama-sama unggul dalam produksi telur. Berat telurnya berkisar 40-45 gram, cocok untuk kebutuhan komersial maupun konsumsi pribadi.

Kelebihan utama hewan ini terletak pada kombinasi performa tinggi dan perawatan mudah. Peternak bisa memilih sistem kandang intensif atau semi intensif sesuai kapasitas. Daya tahan terhadap penyakit juga menjadi nilai tambah yang mengurangi risiko kerugian.

Sejarah dan Asal Usul Ayam Arab

Banyak yang mengira nama ‘Arab’ pada unggas ini merujuk asal geografis, padahal sejarahnya berawal dari Eropa. Jenis ini merupakan hasil persilangan antara ayam Brakel Kriel Silver asal Belgia dengan buras jantan lokal Nusantara. Proses hibridisasi ini menciptakan galur unggul dengan produktivitas telur tinggi.

Asal Usul dan Persilangan dengan Ayam Eropa

Nama ‘Arab’ muncul karena telur jenis ini sering dibawa jamaah haji sebagai oleh-oleh. Faktor lain adalah kemampuan reproduksi pejantan yang luar biasa. Di Eropa, spesies ini telah dikenal sejak 1600-an dengan sebutan Gallus turcicus, merujuk kemungkinan asal Anatolia.

Perkembangan Ayam Arab di Indonesia

Masuknya varietas ini ke Nusantara berawal dari perdagangan abad ke-19. Peternak lokal menyukai daya adaptasinya terhadap iklim tropis. Sistem pemeliharaan berkembang dari tradisional ke modern, memaksimalkan potensi genetik untuk produksi telur optimal.

Keunggulan dan Ciri Khas Ayam Arab

Unggas petelur ini menawarkan kombinasi sempurna antara performa tinggi dan keunikan fisik. Dari produktivitas luar biasa hingga pola warna mencolok, setiap aspeknya dirancang untuk memenuhi kebutuhan peternakan modern.

Produksi Telur yang Tinggi dan Kualitas Butir Telur

Kemampuan bertelur mencapai 250-260 butir per tahun membuat jenis ini unggul dibanding ayam kampung. Setiap butirnya berbobot 40-45 gram dengan kuning telur 53,2% lebih besar. “Ini menjadi nilai tambah untuk pasar komersial,” jelas seorang peternak berpengalaman.

Konsumsi pakan hanya 80-100 gram per hari menambah efisiensi. Hasilnya? Biaya produksi rendah dengan keuntungan tinggi. Telur berkualitas ini sering menjadi pilihan utama untuk olahan makanan premium.

Ciri Fisik, Warna Bulu, dan Perilaku Unik

Varian Silver menampilkan gradasi warna spektakuler:

  • Leher putih berkilau seperti perak
  • Punggung berbintik hitam-putih
  • Ekor hitam dengan aksen putih

Varian Merah memamerkan bulu cokelat kemerahan dengan detail hitam. Meski produksi telurnya 187 butir/tahun, keindahan warnanya sering jadi daya tarik tersendiri.

Perilaku aktif dan jarang mengeram memudahkan perawatan. Pejantan mampu kawin 3 kali sehari dengan durasi 15 menit per sesi. Rasio ideal 1:8 antara jantan dan betina menjamin produktivitas optimal.

Teknik Pemeliharaan ayam arab dalam Peternakan

Sukses dalam budidaya unggas petelur bergantung pada manajemen harian yang tepat. Sistem perawatan yang baik memastikan produksi telur konsisten sekaligus menekan biaya operasional.

Formula Pakan dan Manajemen Nutrisi

Konsumsi harian 80-100 gram per ekor bisa dioptimalkan dengan campuran 70% pakan pabrik dan 30% dedak. Protein 16-18% diperlukan untuk menjaga ketebalan cangkang telur. Beberapa peternak menggunakan maggot sebagai sumber protein alternatif yang ekonomis.

Jenis Pakan Komposisi Frekuensi
Pakan Utama Pelet + Jagung 2x/hari
Suplemen Sayuran + Dedak 1x/hari
Protein Tambahan Maggot/Umbi 3x/minggu

Desain Kandang dan Proteksi Kesehatan

Kandang baterai 4×25 meter dengan orientasi timur ideal untuk penangkaran intensif. Sistem ini memaksimalkan sirkulasi udara dan paparan sinar matahari pagi. Vaksinasi dilakukan dua fase: masa awal produksi dan periode afkir.

Biosekuriti ketat meliputi:

  • Disinfeksi rutin peralatan
  • Pemisahan hewan baru
  • Pembatasan pengunjung kandang

Kesimpulan

Unggas petelur ini membuktikan diri sebagai solusi praktis untuk usaha ternak modern. Dengan produksi 250+ telur per tahun dan efisiensi pakan tinggi, jenis ini cocok untuk skala rumahan hingga komersial.

Keunggulan utama terletak pada tiga aspek:

  • Adaptasi iklim tropis yang baik
  • Biaya pemeliharaan rendah
  • Kualitas telur konsisten

Peternak pemula bisa memulai dengan sistem kandang sederhana. Rasio jantan-betina 1:8 memastikan produktivitas optimal. Warna bulu yang mencolok menjadi nilai tambah untuk identifikasi cepat.

Pemilihan bibit unggul dan manajemen pakan tepat menjadi kunci keberhasilan. Dengan perawatan dasar, jenis ini mampu memberikan keuntungan stabil dalam waktu relatif singkat.